By : Kemuliaan Sholat
Pada tulisan sebelumnya telah disampaikan 5 (lima) kesalahan seputar Ramadhan, berikut akan disampaikan kembali lima kesalahan seputar ramadhan lainnya yang sering kita lalaikan oleh umat muslim. Berikut 5 kesalahan lainnya (silahkan baca 5 Seputar Kesalahan di Bulan Ramadhan)
Keenam : Mengawalkan waktu sahur dan mengakhirkan berbuka puasa, ini menyelisihi apa yang diriwayatkan dari Nabi yang mana beliau selalu mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka, Nabi bersabda :
Dan beliau mengkabarkan bahwa mengakhirkan berbuka adalah perbuatan Yahudi. Beliau bersabda tatkala menyemangati untuk menyegerakan berbuka :
Adapun mengakhirkan sahur adalah sunnah, sebagaimana dalam hadits Zaid bin Tsabit berkata :
Ketujuh : Berpaling dari memahami dan mentadabburi al-Qur`an. Kebanyakan kaum muslimin membaca al-Qur`an dengan tidak memahami apa yang mereka baca, bahkan terlintas olehnya hukum-hukum syar’iyah, dalil-dalil Qur`aniyyah, nasehat-nasehat yang agung dan perumpamaan-perumpamaan yang jelas sedangkan dia tidak mengetahui apa yang melintasinya! Tidak juga mengetahui makna kitab Allah kepadanya! Allah ta’ala berfirman :
Dan Allah ta’ala mencela orang-orang yang berpaling dari mentadabburi al-Qur`an dalam firman-Nya :
Allah ta’ala berfirman :
Dan Allah ta’ala mengabarkan bahwasanya ini merupakan sifat kebanyakan orang Yahudi, Allah ta’ala berfirman :
Abu Abdirrahman as-Sulami berkata: Orang-orang yang membacakan kepada kami al-Qur`an telah memberitakan, bahwasanya mereka apabila mempelajari sepuluh ayat, mereka tidak melanjutkannya sampai mengetahui kandungan ilmu lalu mengamalkannya, beliau berkata: kami mempelajari al-Qur`an, ilmu dan mengamalkannya.
Kedelapan : Kebanyakan orang tua melalaikan anak-anaknya. Mereka tidak menganjurkan anak-anaknya berpuasa dengan berdalih mereka masih kecil, masih belum mampu berpuasa, dan ini menyelisihi para salaf as-Shalih dari kalangan para sahabat dan setelahnya. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari ar-Rabi’ binti Mu’awidz berkata :
Dan dalam riwayat muslim :
Maksudnya; mereka membiasakan anak-anaknya berpuasa dan menyibukkan anak-anaknya dengan mainan dari bulu, mereka melakukan hal itu sebagai upaya melatih anak-anak mereka untuk berpuasa, anak kecil tidak disyaratkan berpuasa sehari penuh karena belum wajib, akan tetapi membiasakan mereka berpuasa sesuai kemampuannya.
Sembilan : Dan semisalnya (point delapan). Sebagian wanita telah haidh diusia dini, sepuluh atau sebelas tahun sedangkan orang tuanya tidak memerintahkannya berpuasa dan meremehkan hal ini, ini merupakan kelalaian terhadap hukum-hukum syariat, karena haidh merupakan tanda-tanda baligh, kapan wanita itu haidh maka telah baligh, dan telah berlaku baginya pena kebaikan dan kejahatan, serta wajib untuk melaksanakan ibadah.
Sepuluh : Melafazhkan niat puasa. Ini tidak memiliki asal dari sunnah yang suci, bahkan termasuk bid’ah yang diada-adakan. Niat merupakan salah satu syarat sahnya ibadah sebagaimana sabda Nabi :
Demikianlah 5 (lima) seputar kesalahan di Bulan Ramadhan, semoga dapat dijadikan sebagai motivasi dan renungan hidup bagi kita semua, Amien....
Pada tulisan sebelumnya telah disampaikan 5 (lima) kesalahan seputar Ramadhan, berikut akan disampaikan kembali lima kesalahan seputar ramadhan lainnya yang sering kita lalaikan oleh umat muslim. Berikut 5 kesalahan lainnya (silahkan baca 5 Seputar Kesalahan di Bulan Ramadhan)
Keenam : Mengawalkan waktu sahur dan mengakhirkan berbuka puasa, ini menyelisihi apa yang diriwayatkan dari Nabi yang mana beliau selalu mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka, Nabi bersabda :
“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Dan beliau mengkabarkan bahwa mengakhirkan berbuka adalah perbuatan Yahudi. Beliau bersabda tatkala menyemangati untuk menyegerakan berbuka :
“Sesungguhnya orang-orang Yahudi selalu mengakhirkan (berbuka puasa).” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang shahih)
Adapun mengakhirkan sahur adalah sunnah, sebagaimana dalam hadits Zaid bin Tsabit berkata :
“Kami sahur bersama Nabi, kemudian beliau bangkit menuju shalat, aku bertanya, ‘Berapa jarak waktu antara adzan dan sahur?’ Dia menjawab, ‘Kira-kira lima puluh ayat’.” (HR. al-Bukhari)Sebagian orang ada yang meninggalkan sahur dan makan ditengah malam, yang seperti ini terluput dari sunnah. Dari Abi Said al-Khudri berkata, Rasulullah n bersabda :
“Sahur itu penuh dengan barakah dan janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya dengan seteguk air, sesungguhnya Allah U dan para malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan)
Ketujuh : Berpaling dari memahami dan mentadabburi al-Qur`an. Kebanyakan kaum muslimin membaca al-Qur`an dengan tidak memahami apa yang mereka baca, bahkan terlintas olehnya hukum-hukum syar’iyah, dalil-dalil Qur`aniyyah, nasehat-nasehat yang agung dan perumpamaan-perumpamaan yang jelas sedangkan dia tidak mengetahui apa yang melintasinya! Tidak juga mengetahui makna kitab Allah kepadanya! Allah ta’ala berfirman :
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shad: 29)
Dan Allah ta’ala mencela orang-orang yang berpaling dari mentadabburi al-Qur`an dalam firman-Nya :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur`an ataukah pada hati mereka terdapat kunci?” (QS. Muhammad: 24)
Allah ta’ala berfirman :
“Apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur`an? sekiranya al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah akan mereka jumpai didalamnya pertentangan yang banyak.” (QS. an-Nisa`: 82)
Dan Allah ta’ala mengabarkan bahwasanya ini merupakan sifat kebanyakan orang Yahudi, Allah ta’ala berfirman :
“Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui al-Kitab (Taurat), kecuali angan-angan dan tiadalah mereka kecuali hanya menduga-duga belaka.” (QS. al-Baqarah: 78)
Abu Abdirrahman as-Sulami berkata: Orang-orang yang membacakan kepada kami al-Qur`an telah memberitakan, bahwasanya mereka apabila mempelajari sepuluh ayat, mereka tidak melanjutkannya sampai mengetahui kandungan ilmu lalu mengamalkannya, beliau berkata: kami mempelajari al-Qur`an, ilmu dan mengamalkannya.
Kedelapan : Kebanyakan orang tua melalaikan anak-anaknya. Mereka tidak menganjurkan anak-anaknya berpuasa dengan berdalih mereka masih kecil, masih belum mampu berpuasa, dan ini menyelisihi para salaf as-Shalih dari kalangan para sahabat dan setelahnya. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari ar-Rabi’ binti Mu’awidz berkata :
“Kami berpuasa dan memerintahkan anak-anak kecil kami berpuasa, kami membuatkan mereka mainan dari bulu, apabila mereka menangis karena lapar kami berikan mainan itu kepadanya, sampai tiba waktu berbuka.”
Dan dalam riwayat muslim :
“Apabila mereka meminta makan, kami berikan mainan yang dapat menyibukkannya sehingga mereka dapat menyempurnakan puasanya.”
Maksudnya; mereka membiasakan anak-anaknya berpuasa dan menyibukkan anak-anaknya dengan mainan dari bulu, mereka melakukan hal itu sebagai upaya melatih anak-anak mereka untuk berpuasa, anak kecil tidak disyaratkan berpuasa sehari penuh karena belum wajib, akan tetapi membiasakan mereka berpuasa sesuai kemampuannya.
Sembilan : Dan semisalnya (point delapan). Sebagian wanita telah haidh diusia dini, sepuluh atau sebelas tahun sedangkan orang tuanya tidak memerintahkannya berpuasa dan meremehkan hal ini, ini merupakan kelalaian terhadap hukum-hukum syariat, karena haidh merupakan tanda-tanda baligh, kapan wanita itu haidh maka telah baligh, dan telah berlaku baginya pena kebaikan dan kejahatan, serta wajib untuk melaksanakan ibadah.
Sepuluh : Melafazhkan niat puasa. Ini tidak memiliki asal dari sunnah yang suci, bahkan termasuk bid’ah yang diada-adakan. Niat merupakan salah satu syarat sahnya ibadah sebagaimana sabda Nabi :
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung dengan niatnya.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)Akan tetapi, niat itu tempatnya di hati, dan cukup niat itu dengan bangun untuk makan sahur, atau bertekad untuk berpuasa sebelum tidur atau yang semisalnya. Secara asal niat ini berlaku selama satu bulan punuh kecuali orang yang berniat untuk berbuka karena sakit atau safar, maka perlu baginya untuk memperbarui niat tatkala hendak berpuasa kembali.
oleh : Syaikh Muhammad al-Hamud an-Najdi
Diterjemahkan oleh Abu Ahmad Fuad Baraba’, Lc
Dari Majalah Ommaty, Edisi 37 Ramadhan 1428 H
Diterjemahkan oleh Abu Ahmad Fuad Baraba’, Lc
Dari Majalah Ommaty, Edisi 37 Ramadhan 1428 H
Demikianlah 5 (lima) seputar kesalahan di Bulan Ramadhan, semoga dapat dijadikan sebagai motivasi dan renungan hidup bagi kita semua, Amien....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar